ERICH FROMM
Erich Fromm,
seperti Alfred Adler dan Karen Horney, berpendapat bahwa kita tidak hanya
dipengaruhi dan dibentuk oleh kekuatan naluri biologis kita, seperti yang
dikemukakan oleh Fromm. Oleh karena itu, Fromm mengemukakan bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya .
Penekanan Fromm
pada faktor sosial dari kepribadian lebih luas daripada Adler dan Horney. Kita
bisa katakan bahwa Fromm mencakup pandangan yang lebih luas pada perkembangan
kepribadian daripada teori–teori lainnya, hal ini disebabkan oleh mengutamakan
aspek sejarah. Dia menjelaskan bahwa kita dapat menemukan kejadian–kejadian
sejarah pada akar dari kesepian, keterasingan dan terabainya seseorang. Untuk
menemukan tujuan dalam hidup, kita perlu menghilangkan perasaan–perasaan terasing
dan mengembangkan perasaan saling memiliki. Sebaliknya, meningkatnya kebebasan
yang kita dapatkan dapat meningkatkan kesendirian dan keterasingan kita.
Terlalu banyak kebebasan bisa menjadi sebuah jebakan sehingga menyebabkan
kondisi yang tidak baik, yang mana sebaiknya kita cegah.
Fromm meyakini
bahwa konflik pribadi yang kita alami berasal dari masyarakat yang kita bangun
bersama. Fromm juga optimis mengenai kemampuan kita untuk mengembangkan
karakter kita dan menyelesaikan masalah kita sendiri – masalah yang diciptakan
oleh masyarakat kita. Kita tidak saja menerima imbas dari pengaruh sosial
sebagai penentu dari kepribadian kita dan masyarakat. Fromm adalah seorang
psikoanalisis, filsuf, sejarahwan, dan budayawan. Fromm mengumpulkan
banyak data diluar jangkauan psikoanalisa dan menawarkan pemahaman yang unik
mengenai interaksi antara sifat–sifat alami manusia dengan masyarakat.
KEHIDUPAN FROMM
Erich Fromm
adalah salah satu seorang tokoh psikoanalisa. Beliau lahir di Frankfurt,
Jerman, pada tanggal 20 Maret 1900, dalam sebuah keluarga Yahudi ortodoks.
Ayahnya seorangbussinessman. Kehidupan keluarganya
tidak bahagia. Karakter Fromm terbentuk dari keadaan keluarganya pada saat itu.
Ayahnya seorang yang pemarah, penyendiri, emosinya cenderung tidak stabil, dan
ibunya adalah seorang yang gampang depresi. Dia menggambarkan dirinya sebagai
seorang yang ‘unberable, neurotic child’. Ketika
Fromm berusia 12 tahun, dia dikejutkan dengan teman orangtuanya yang merupakan
seorang pelukis berusia 25 tahun, yang rela untuk mengakhiri hidupnya agar
dapat bersama dengan ayahnya dalam satu liang kubur. Fromm mungkin cemburu
dengan keadaaan ini, tapi tidak dapat mengerti mengapa seorang wanita muda
memilih untuk bersama dengan pria yang sama sekali tidak menarik. Singkatnya,
setelah ayah wanita itu meninggal, wanita itu pun bunuh diri.
Fromm kemudian melanjutkan
pendidikannya di bidang psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg,
Frankfurt dan Munich. Setelah mendapat gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922,
ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin yang
terkenal. Ia pergi ke Amerika Serikat pada tahun 1933 sebagai lector di
Institut Psikoanalisis Chicago kemudian ia melakukan praktik privat di New York
City. Ia pernah mengajar di sejumlah universitas dan institute di New York dan
Meksiko. Kemudian Fromm tinggal di Swiss. Buku – bukunya mendapat perhatian
luar biasa, tidak hanya oleh ahli – ahli di bidang psikologi, sosiologi,
filsafat, dan agama tetapi juga oleh masyarakat umum.
Fromm
sangat dipengaruhi oleh tulisan – tulisan Karl Marx, terutama pada karya –
karyanya yang pertama, The economic and philosophical
manuscripts yang ditulis pada tahun 1844. Karya Karl Marx ini
yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh T. B. Bottormore termuat
dalam Marx’s concept of man karangan Fromm (1961).
Dalam Beyond the chain of illusion (1962), Fromm
membandingkan ide–ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi–kontradiksinya
dan mencoba melakukan sintesis. Meskipun Fromm dapat disebut sebagai seorang
teoritikus kepribadian Marxian, namun ia sendiri lebih suka disebut “humanis
dialektik’. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah mengenai orang–orang
yang merasa kesepian dan terasing karena dipisahkan dari alam dan manusia
lainnya.
Setelah
bertahun–tahun Fromm mengabdikan dirinya untuk psikoanalisa dan psikologi
sosial, akhirnya Erch Fromm memilih untuk tinggal dan beristirahat
di Locarno, Switzerland pada tahun 1976. Lalu pada tanggal 18 Maret
1980, Fromm meninggal akibat serangan jantung di Muraito, Switzerland.
Pokok – pokok Teori Fromm:
1. Freedom vs Security:
Masalah Dasar Manusia
Dalam
buku Fromm yang pertama “Escape from freedom”
(1941), menjelaskan pandangannya tentang kondisi manusia: dalam sejarah
peradaban Barat yang penduduknya mendapatkan kebebasan yang lebih, mereka
menjadi merasa kesepian, terasing dan ketidakberdayaan. Sebaliknya semakin
berkurang mendapat kebebasan maka mereka akan merasa lebih aman diterima oleh
masyarakat. Fromm memberi contoh orang-orang yang hidup di abad 20 yang
menginginkan kebebasan yang lebih besar dari abad lainnya, akan merasa lebih
kesepian dan terasing dibandingkan dengan orang-orang dari abad sebelumnya.
Untuk mengerti konteks yang
saling berlawanan ini, kita harus menyadari sejarah dari pemerintahan barat,
seperti yang disampaikan Fromm. Dia mengawali dengan diskusi tentang evolusi
manusia dan mencatat perbedaan antara sifat-sifat alami binatang dengan
manusia. Manusia adalah makhluk yang bebas dari mekanisme insting biologis yang
menuntut perilaku kebinatangan. Karena kita memiliki kesadaran yang sadar dan
kemampuan untuk menguasai alam, sehingga kita tidak sama lagi dengan alam,
seperti hewan yang tingkatannya lebih rendah. Fromm menyatakan bahwa
orang-orang pada zaman dahulu mencoba untuk keluar dari perasaan terasing dari
alam dengan mengidentifikasi diri dengan kelompok atau suku mereka. Saling
berbagi mitos, kepercayaan dan ritual kuno. Mereka mendapatkan rasa aman dengan
bergabung dalam sebuah kelompok memberikan penerimaan, hubungan dan seperangkat
budaya dan aturan.
Namun rasa aman
ini tidak bertahan lama, ketika manusia mulai bertumbuh dan berkembang,
keinginan mendapatkan kebebasan dan kemandirian mulai muncul. Pada abad
pertengahan sebagai abad terakhir dari kebebasan dan stabilitas, seseorang
hanya memiliki sedikit kebebasan karena adanya sistem pemerintahan yang
menentukan tempat seseorang dalam masyarakat. Walaupun tidak merasa bebas tapi
mereka tidak terasing dari orang lain.
Pergolakan sosial pada
masa Renaisans dan Reformasi Protestan mengahn curkan
stabilitas keamanan dengan meningkatkan kebebasan individu. Orang – orang mulai
memiliki banyak pilihan dalam hidupnya. Kebebasan mereka dibayar dengan
hilangnya ikatan sosial yang menjamin rasa aman dan rasa saling memiliki.
Hasilnya, mereka merasa terkepung oleh rasa ketidakberartian keraguan mengenai
arti hidup mereka.
Menurut Fromm, ada dua pendekatan
untuk menatasi dilema antara keinginan untuk bebas dan kebutuhan akan rasa aman
yaitu:
1. Meraih
kebebasan yang positif, mencoba mencari ikatan baru dengan orang lain, tanpa
melepaskan kebebasan. Kita berhubungan dengan orang lain lewat pekerjaan dan
percintaan dengan kemampuan intelektual dan emosional yang kita miliki serta
sikap tulus dan terbuka yang kita berikan.
2. Untuk
mendapat kembali rasa aman dengan cara melepaskan kebebasan dan meninggalkan
sifat individualitas kita. Walaupun cara ini tidak menuntun ke arah
perkembangan dan ekspresi diri, tapi akan menghilangkan kecemasan kita akan
rasa keterasingan kita.
2. Mekanisme Fisik untuk
mendapatkan rasa aman
Fromm
mengatakan ada tiga mekanisme fisik untuk mendapatkan rasa aman yaitu:
1. Authoritarianism
Menjelaskan
perjuangan masochistic atau sadistic. Orang yang masochistic punya
perasaan rendah diri dan tidak sebanding dengan orang lain. Karena ini mereka
mendapatkan rasa aman dari kesepian dengan tunduk pada perintah orang lain.
2. Destructive
Menghapuskan
objek atau orang lain. Orang yang destructive mengatasi
rasa kesepian dan ketidakberdayaannya dengan cara menghancurkan kedua perasaan
itu.
3. Automaton Conformity
Mengatasi
rasa kesepian dengan menghapuskan perbedaan antara diri kita pribadi dengan
orang lain.
3. Perkembangan Kepribadian
pada Masa Kanak-Kanak
Seiring denga
perkembanganya, kebebasan yang diterima anak dari orangtuanya akan meningkat.
Namun, semakin anak mendapatkan kebebasan, dia akan semakin merasa tidak
dilindungi. Tiga mekanisme yang merupakan hubungan interpersonal antara
orangtua dengan anaknya yaitu:
1.
Simbiotic Relatedness
Mekanisme pada
kanak–kanak untuk memperoleh rasa aman dimana anak–anak tetap dekat dan
bergantung pada orangtuanya. Namun anak tidak pernah mendapatkan kebebasannya,
tapi mereka dapat keluar dari rasa kesendiriannya dengan menjadi orang lain
yang ditunjukkan dengan adanya proses “swallowing” atau
“swallowed”.
2.
With-drawal Destructiveness
Mekanisme pada
masa kanak–kanak untuk memperoleh rasa aman dimana anak–anak menjaga jarak diri
mereka dari orangtuanya. Perilaku anak bergantung pada perilaku orangtua yang
terlalu memegang kendali pada anaknya.
3.
Love
Merupakan
bentuk hubungan yang diharapkan dari anak dan orangtuanya. Suatu bentuk
interaksi orangtua anak dimana orangtua memberi respek serta keseimbangan
antara rasa aman dan tanggungjawab. Kepribadian anak mulai terbentuk pada usia
lima tahun tapi kepribadian ini bukan merupakan kepribadian yang tetap.
Pengalaman hidup selanjutnya dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
4. Kebutuhan-kebutuhan
Psikologis
Menurut Fromm,
apa yang penting dalam mempengaruhi atau membentuk kepribadian adalah kebutuhan
psikologis. Semua manusia didorong oleh kebutuhan–kebutuhan. Orang–orang yang
sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara produktif. Orang–orang
yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara
irrasional. Menurut Fromm ada enam kebutuhan manusia yaitu:
·
Kebutuhan
Menjalin Hubungan (Need for
Relatedness)
Merupakan
kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, melalui cinta yang
produktif. Cinta yang produktif meliputi perhatian, responsibility (kepekaan), rasa hormat dan
pengetahuan. Dengan mencintai, kita dapat bersama atau saling berbagi dan
merasa bahagia dengan orang lain. Kita dapat menjadi peka dengan kebutuhan
mereka dan menghargai serta mengetahui bagaimana sebenarnya mereka.
Cinta yang produktif dapat
diarahkan kepada orang yang berjenis kelamin yang sama (misalnya cinta diantara
saudara, kakak-adik atau abang-adik), dapat juga kepada yang berlainan jenis(erotic love), atau bentuk cinta kepada seorang
anak (parental love).
Kegagalan dalam pemuasan
kebutuhan ini akan menimbulkan sikap narcissism, yaitu
orang yang tidak dapat bersosialisasi dengan orang lain. Orang-orang tipe ini
tidak dapat menerima dunia secara objektif. Mereka hanya melihat dunia secara
subjektif menurut pemikiran, perasaan, dan kebutuhannya.
·
Kebutuhan untuk
Berkarya (Need for Transcendence)
Merupakan
kebutuhan yang muncul untuk menjadi seorang yang kreatif atau seorang yang
perusak. Kebutuhan trasendensi merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk
mengatasi peranan pasif sebagai ciptaan karena menyadari kodrat kelahiran dan
kematian oksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong
untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari
kehidupan sendiri.
Cara yang sehat untuk mengatasi
keadaan yang pasif salah satunya adalah dengan berkarya. Jadi, manusia bertindak
aktif dan kreatif untuk menguasai alam. Adapun sisi negatif dari sikap ini
adalah adanya sikap destruktif karena kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk
berkreasi, seseorang akan menguasai lingkungan dan merusaknya.
Destruktivitas
dan kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada kodrat manusia. Akan
tetapi, kreativitas merupakan potensi utama yang menyebabkan kesehatan
psikologis.Destruktivitas hanya menyebabkan penderitaan objek perusak dan si
perusak.
· Kebutuhan
akan identitas (Need for Identity)
Merupakan kebutuhan untuk
menerima kemampuan dan karakteristik yang unik. Manusia sebagai individu yang
unik membutuhkan perasaan identitas, sesuatu yang menempatkannya terpisah dari
orang lain dalam hal perasaannya tentang siapa dirinya. Cara yang sehat untuk
memuaskan kebutuhan identitas yaitu dengan individualitas, suatu proses dimana
seseorang mencapai perasaan tertentu tentang identitas dirinya. Cara yang tidak
sehat dalam membentuk perasaan identitas adalah menyesuaikan diri dengan
sifat-sifat suatu bangsa, ras dan agama atau yang biasa disebut dengan
konformitas.
·
Kebutuhan untuk
Bergantung pada Orang Lain (Need
for Rootedness)
Merupakan kebutuhan untuk
merasakan kedekatan dan rasa memiliki keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Kebutuhan ini muncul karena adanya perasaan terpisah dan merasa kesepian.
Menurut Fromm, kebutuhan berakar ini dapat dicapai dengan cara yang sehat dan
tidak sehat. Cara yang sehat adalah dengan membangun perasaan persaudaraan
dengan sesama umat manusia, yaitu dalam masyarakat. Cara yang tidak sehat
adalah memelihara ikatan masa kanak-kanak dengan ibunya. Orang yang demikian
biasanya tidak sanggup meninggalkan rumah dan terus berpegang pada rasa aman
yang diberikan ibunya.
·
Kebutuhan akan
kerangka orientasi (Frame of
orientation and Devotion)
Merupakan kebutuhan akan gambaran
yang konsisten dan koheren akan dunia ini untuk dapat memahami peristiwa dan
pengalamannya. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten
tentang dunia yang memberikan kesempatan untuk memahami semua peristiwa dan
pengalaman. Gambaran ini biasanya dibentuk pada masa kanak–kanak, dimana
seorang belajar untuk menggunakan akal dan imajinasi secara efektif untuk
menyelesaikan masalah. Dasar kebutuhan ini dapat berupa rasional framework yang merupakan pandangan yang
objektif danirrasional framework yang merupakan pandangan
subjektif. Pandangan semacam ini melepaskan orang dari konteks
realitas.
·
Kebutuhan akan
Stimulasi (Need for excitation and stimulation)
Merupakan kebutuhan untuk
menstimulasi lingkungan luar, dimana kita dapat memfungsikan sehingga otak
dapat berfungsi dengan optimal. Otak membutuhkan level stimulasi yang tepat
untuk dapat mencapai kerja yang optimal.
5. Tipe-tipe Karakter
Menurut Fromm,
perkembangan karakter manusia adalah kebutuhan akan subsitusi. Karakter punya
keseimbangan setiap waktu yang memungkinkan manusia hidup di dunia dengan
stimuli tanpa harus konstan dan mempertimbangkan apa yang dilakukan. Bagaimana
karakter berkembang? Menurut Fromm, karakter itu dibentuk oleh social arrangement yang dipengaruhi
oleh manusia.
Dalam
formulasi proses perkembangan individu, Fromm memusatkan pada kondisi sosial
dan budaya yang unik yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Menurut Fromm,
kepribadian yang sehat adalah yang berorientasi produktif dan yang tidak sehat
adalah yang berorientasi non produktif.
a) Orientasi
Non Produktif
Fromm membagi orientasi
non–produktif ke dalam 5 tipe manusia, yaitu:
Tipe Karakter Menerima (Receptive
Character Type)
Orang yang
memiliki sifat yang mengharapkan untuk mendapat apa saja yang mereka inginkan
yaitu dicintai, pengetahuan atau kesenangan. Orang seperti ini sangat
tergantung pada orang lain dan merasa tidak berdaya ketika ditinggal sendiri.
Mereka merasa tak mampu melakukan hal–hal yang kecil tanpa adanya bantuan dari
luar dirinya. Adanya suatu kesamaan antara sifat penerima ini dengan tipe
kepribadian mengalah (compliant) yang
digagaskan oleh Horney, orang yang digambarkan seperti yang selalu bergerak
menuju ke orang lain. Masyarakat yang membantu tipe karakter penerima ini
adalah masyarakat yang mempraktekkan eksploitasi (pemaanfaatan) kepada kelompok
lainnya.
Tipe Karakter Eksploitatif (Exploitative
Character Type)
Dalam
penyesuaian pemanfaatan, seseorang juga diarahkan kepada orang lain untuk
hal–hal yang diinginkan. Oleh sebab itu, daripada mengharapkan orang lain,
orang–orang tipe ini lebih cenderung untuk mengambil baik dengan cara pemaksaan
maupun dengan cara kecerdikan. Kalau sesuatu diberikan kepada mereka, mereka
memandangnya seperti tidak berharga. Bagi orang yang berkepribadian seperti
ini, apa yang dicuri atau yang pantas memiliki nilai yang lebih besar dibanding
dengan sesuatu yang diberikan secara cuma–cuma. Tipe eksploitatif ini sama
dengan yang digagaskan oleh Freud dan tipe yang digagaskan oleh Horney.
Tipe Karakter Penimbun (Hoarding Character Type)
Seseorang mengarahkan keamanan
dari apa yang ia dapat selamatkan atau dapat ia timbun (simpan). Perilaku yang
kikir ini berlaku tidak hanya untuk uang dan barang–barang material, tetapi
juga emosi dan juga pemikiran. Orang–orang seperti ini membangun dinding di
sekelilingnya dan duduk dikelilingi oleh semua yang telah ia kumpulkan,
menjaganya dari gangguan–gangguan dari luar dan membiarkan sesedikit mungkin
yang keluar. Suatu kesamaan muncul disini dengan kepribadian penyimpangan anal
yang digagaskan oleh Freud dan tipe terpisah (menghindar dari orang) yang
digagaskan oleh Horney. Fromm menyarankan bahwa penyesuaian penimbunan atau
penyimpanan ini biasa terjadi pada abad ke–18 dan ke-19 di negara–negara yang
mempunyai stabilitas ekonomi kelas menengah yang dilambangkan oleh tata susila
Protestan untuk praktek-praktek, konservatisme dan bisnis sederhana.
Tipe Karakter Pasar (Marketing
Character Type)
Fromm
mengatakan orientasi ini hanya berkembang pada masyarakat industri. Dalam
masyarakat yang demikian, orang belajar untuk memperlakukan diri mereka sendiri
dan orang lain seperti komoditi atau barang dengan suatu nilai tukar tertentu
dalam satu interaksi paralel dalam ekonomi yang semu.
Akhirnya orang dengan orientasi
pasar hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan kesejahteraan orang lain.
Orang lain diperlakukan sebagai objek untuk dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan mereka. Sebagai konsekuensinya, hubungan pasar secara umum
dicirikan dengan keseragaman.
b) Orientasi
Produktif
Tipe
kepribadian yang merupakan orientasi yang ideal dan merupakan tujuan utama dari
setiap individu. Tipe ini juga mengutamakan kehidupan mencintai dan ingin
membentuk atau mempengaruhi orang lain dengan cinta. Meliputi kemampuan mental
emosional dan respons kepada orang lain, kepada diri sendiri dan kepada
benda–benda dan kemampuan ini digunakan untuk mengetahui potensi yang dimiliki,
sehingga dapat mengembangkannya. Orang tipe ini hanya dapat menggunakan
kekuatan atau kekuasaan jika mereka bebas dan independen dari kontrol orang
lain. Berikut ini aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan orientasi produktif
menurut Fromm, yaitu:
a. Cinta yang
produktif
Merupakan suatu hubungan manusia
yang bebas dan sederajat dimana partner–partner dapat mempertahankan
individualitas mereka. Cinta yang produktif menyangkut empat sifat yaitu:
perhatian, tanggungjawab, respek dan pengetahuan
b. Pikiran yang
produktif
Meliputi kecerdasan, pertimbangan
dan objektifitas
c. Kebahagiaan
Merupakan suatu bagian integral
dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif
d. Suara Hati
Fromm membedakan suara hati
menjadi 2 bagian yaitu :
§ Suara hati otoriter adalah nilai penguasa dari
luar yang diinternalisasikan yang memimpin tingkah laku orang tersebut
§ Suara hati humanist adalah suara hati dari diri
sendiri, bukan dari suatu perantara dari luar
Dalam
buku The Heart of Man, Fromm memperkenalkan bentuk orientasi
lainnya, yaitunecrophilous dan biophilous. Tipe
karakter necrophilous merupakan suatu karakter yang
berbahaya. Nekrophilia memperlihatkan
perilaku destruktif dengan mengekspolitasi dan merusak orang lain atau
benda–benda serta alam lingkungan. Mereka adalah tipe yang tertarik dan
berpenampilan pada segala bentuk kematian. Mereka umumnya rasialis, teroris,
penghasut, pembunuh, dan penyiksa orang berdosa. Nekrophilia juga sangat dekat dan mengagungkan
teknologi. Mereka biasa menggunakan teknologi untuk menciptakan nuklir atau
instrumen–instrumen yang menyebabkan kematian lainnya. Contoh orang yang
memiliki tipe karakter ini adalah Adolf Hitler.
Tipe karakter biophilous memiliki kemiripan dengan orientasi
produktif. Orang-orang dengan tipe ini tertarik untuk bertumbuh, berkarya, dan
membangun. Mereka mencoba untuk mempengaruhi orang lain dengan cinta dan
syarat, bukan dengan kekuasaan dan kekuatan. Mereka peduli dengan perkembangan
dirinya dan orang lain, dan pandangan mereka jauh ke depan.
6. Pandangan Fromm tentang
Manusia
Pandangan
Fromm tentang manusia adalah optimistik. Fromm melihat kepribadian sebagai
suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus
didefenisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya
individu–individu menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Karakter
seseorang dipengaruhi oleh karakter-karakter sosial, politik,
dan ekonomi masyarakat kita, namun tidak menentukan karakter kita
karena setiap orang memiliki kemampuan untuk membentuk karakter kepribadian dan
sosialnya sendiri.
Fromm menyatakan bahwa masyarakat
yang ideal merupakan keadaan manusia yang tergantung pada manusia lainnya. Hal
itu ditandai dengan adanya cinta, persaudaraan, dan solidaritas setiap manusia
dalam lingkungan sosial.
Apakah suatu kepribadian itu
sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau menghambat
pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
7. Assessment pada Teori Fromm
Teori neopsikoanalisa mencoba untuk meneliti bagaimana
kepribadian seseorang itu dengan metode penaksiran atau evaluasinya. Fromm
menulis sedikit mengenai teknik penaksirannya itu. Biasanya dia memberi
perhatian pada observasi psikologi analisa, tapi bukan pada masalah analitik
yang lebih spesifik ataupun studi kasusnya.
Fromm
menggunakan bentuk asosiasi bebas dan berdasarkan pada analisis mimpi, yang
merupakan salah satu alat terapi. Sebagian besar teori Fromm didasarkan pada
generalisasi dan spekulasi (renungan) yang berasal dari interpretasi dari
sejarah, sosial dan kebudayaan. Dia juga membahas dari segi agama, ekonomi,
politik dan antropologi.
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo,Paulus, mengenal teori
kepribadian mutakhir, 1997, yogjakarta: kanisius
Taniputera,Ivan, Psikologi Kepribadian,2005,
Jogjakarta: Ar-Ruzz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar