Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 26 November 2014

Computer Supported Cooperative Work

Apa sih CSCW (Computer Supported Cooperative Work) ?
Perkembangan komputasi lain pada tahun 1960-an adalah jaringan komputer yang memungkinkan komunikasi antara beberapa mesin (personal computer) yang terpisah dalam satu kesatuan grup. Dengan adanya jaringan komputer ini, komputer personal tetap mampu bekerja seca
ra individu dan dapat berhubungan dengan komputer lain di lingkungan kerjanya bahkan dengan seluruh dunia. Keadaan ini memunculkan perlunya kolaborasi antar individu melalui komputer yang dikenal sebagai Computer-Supported Cooperative Work (CSCW). CSCW mengangkat isu adanya pengaruh secara social dari adanya interaksi pengguna yang berkolaborasi dan berorganisasi, sehingga CSCW seringkali diasumsikan sebagai aspek yang dihasilkan dari sebuah groupware. Groupware adalah jenis software yang membantu kelompok kerja (workgroup) yang terhubung ke jaringan untuk mengelola aktivitas mereka.

Computer-Supported Cooperative Work (CSCW) adalah bidang studi yang berfokus pada perancangan dan evaluasi teknologi baru untuk mendukung proses sosial kerja, sering di antara mitra yang berjauhan. Hasil CSCW biasanya disebut Groupware. Groupware adalah jenis software yang membantu kelompok kerja (workgroup) yang terhubung ke jaringan untuk mengelola aktivitas mereka.

Perbedaan utama antara sistem CSCW dengan sistem interaksi individual adalah tidak dapat diabaikannya aspek sosial kelompok dari user yang tergabung. Sistem CSCW dibangun untuk memungkinkan interaksi antara user melalui komputer sehingga kebutuhan sekian banyak user tersebut harus terpenuhi dalam satu produk. Salah satu contoh sistem CSCW ini adalah electronic mail (email). Email merupakan sistem CSCW yang bersifat asynchronous yang tidak mengharuskan user bekerja pada waktu yang bersamaan. Penerima mail tidak harus membuka suratnya pada waktu yang sama dengan terkirimnya surat. Sebaliknya sistem CSCW synchronous membutuhkan partisipasi simultan dari para usernya.
Pergeseran paradigma HCI dimulai dengan bergantinya “card, tape dengan Video Display Unit” atau “mainframe berganti dengan PC”, banyak hal yang bergeser seiring dengan berjalannya waktu dan penemu banyak mengeluarkan resolusi terbaru tentang teknologi.

Orang sudah terpikir mengenai komputer digital pda tahun 1700-an dan 1800-an namun perlengkapan baru tersedia pada tahun 1940-1950-an. Pada tahun 1945, Vennevar Bush menyatakan dalam Athlantic Monthly, bahwa untuk membuat suatu publikasi unutk menjadi nyata yang perlu dilakukan hanyalah membuat catatan. Selanjutnya banyak peneliti melakukan terobosan terbaru dengan daya yang ada pada jamannya. Bush, menciptakan suatu mikrofilm yang dapat menyimpan catatan dengan memory yang besar dan dapat membuat jejak link dengansuatu materi. J.k. Licklinder menyatakan tentang suatu hubungan simbiosis antara manusia dengan komputer, yang di publikasikan pada tahun 1960.

Tujuan utama dari pergeseran paradigma HCI adalah dalam jangka panjang untuk para penemu menemukan suatu bahasa program yang menggantikan baha pemrograman saat itu yang masih bersifat hueristik dan juga bahasa pemrograman tersebut hanya dikenal oleh user itu sendiri. Selain itu, pada tahun 1960 komputer terlalu mahal untuk sebagian kalangan dengan waktu berbagi yang tinggi dan kemampuan akses yang cepat, serta kebutuhan unutk mengedit teks, mengedit e-mail maka dari itu membutuhkan HCI untuk dapat menjangkau itu semua.

Ivan Sutherland yang merupakan master of desain di MIT, membuat suatu alat dengan light pen sebagi alat input-nya. Dari light pen, Sutherland membuat Video Display Unit yang menggunakan komputer unutk visualisasi dan memanipulasi datanya. Selain Sutherland, Douglas Engelbart juga membuat Mouse, membuat layar dengan resolusi yang tinggi, berbagi file dan sistem CSCW.
 
Alan Kay, merupakan penemu Notebook dengan daya simpan tinggi dan merupakan komputer multimedia. Notebook ini merupakan suatu akses komputer secara pribadi. Penemuan ini merupakan suatu bentuk pergeseran paradigma yang baru setelah hal yang disebutkan di atas, notebook ini menggunaka sistem yang lebih kuat, kecil bentuknya dan dengan operating system IBM PC. Notebook ini tercipta pada tahun 1970-an. Selanjutnya mulailah tercipta pc Xerox dengan menggunakan prosessor lokal, layar bitmap, mouse dan GUI. Tahun 1981, tercipta satu pc komersial pertama yang diperuntukan untuk bisnis profesional yaitu Xerox Star, yang merupakan sistem pertama yang menggunakan kertas prototype, namun kekurangan dari star adalah arsitektur yang tertutup dan kurang berfungsinya keyboard.

Berdasarkan ide Star, maka Apple Lisa membuat suatu PC pada tahun 1982 yang mempunyai akses pribadi dan diperbarui dengan Apple Machintos pada tahun 1984 yang leih unggul dan tidak banyak trouble. Selanjutnya banyak penemuan PC dengan menggunakan GUI seperti WIMP. Pada tahun 1982 Ben Shneiderman menggambae=rkan daya tarik berbasis interaksi grafis objek visibilitas, aksi incremental dan umpan balik yang cepat. Ted Nelson menyatakan komputer dapat membantu ornag tidak hanya dalam bisnis. Dia juga menciotakan suatu istilah hypertext yang berarti pemikiran tentang informasi bukan sebagai aliran linier tetapi sebagai node saling berhubungan.

Bahasa adalah interface sebagai mediator atau agen. CSCW adalah Computer-Supported Cooperative Work dimana tidak ada user tunggal dan mengedepankan mikro aspek. Mark Weiser memperkenalkan tentang teknologi tenang dan pada akhir tahun 1990 ornag tidak lagi menggunakan perangkat virtual tapi sebagai penghuni virtual tidak lagi mengabaikan aspek makro-sosial.


sumber 
http://id.wikipedia.org/wiki/Computer_supported_cooperative_work

model behaviorisme kognitif

Model behaviorisme kognitif


Teori Behavorisme
Teori belajar Behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran Behaviorisme. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori Behaviorisme dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Menurut teori Behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

      Teori Kognitivisme

Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh. Ibarat sesesorang yang memainkan musik, tidak hanya memahami not-not balok pada partitur sebagai informasi yang saling lepas dan berdiri sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan yang secara utuh masuk ke dalam pikiran dan perasaannya. Selain itu, dalam psikologi kognitif, manusia melakukan pengamatan secara keseluruhan lebih dahulu, menganalisisnya, lalu mensintesiskannya kembali. Konsep-konsep terpenting dalam teori kognitif selain perkembangan kognitif adalah adaptasi intelektual oleh Jean Piaget, discovery learning oleh Jeron Bruner, dan reception learning oleh Ausubel. (Thobroni, Mustofa. 2011).

sumber

Fenomena Addiction

Addiction
Belakangan ini kata kecanduan atau adiksi (addiction) semakin popular. Ada yang dibilang sebagai drug addict, game addict, internet addict, bahkan sampai shopping addict. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan kecanduan?
     Secara umum, orang mengenal istilah kecanduan bila seseorang memiliki kegilaan yang tidak dapat ditoleransi terhadap suatu hal/benda. Misalnya, anak laki-laki yang kerajingan main game di komputer hingga bolos sekolah dan tidak mau keluar kamar. Atau yang paling sering muncul beritanya di tv adalah kecanduan narkoba, karena sekali mencoba jadi bikin ketagihan.
Istilah adiksi berarti kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat. Adiksi merupakan penyakit otak yang bersifat kambuhan dan sifatnya menahun, serta tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikontrol (pulih). Adiksi bisa menyangkut berbagai macam hal/zat, termasuk salah satunya adiksi napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya).
Contoh zat yang termasuk napza antara lain: heroin, putauw, ganja, kokain, ekstasi, shabu, pil BK/benzo. Layaknya penyakit lain, adiksi juga memiliki gejala, menimbulkan penderitaan dan memerlukan pengobatan.
      Seseorang dengan adiksi napza misalnya, akan mengalami perubahan perilaku sebagai gejala penyakitnya. Perubahan perilaku yang terlihat antara lain sering berbohong, mudah marah/tersinggung, berkata kasar, perawatan diri kurang, serta melakukan tindak kekerasan hingga kriminal. Hal tersebut tentunya menimbulkan penderitaan, tidak saja bagi orang dengan adiksi tersebut tapi juga keluarga dan lingkungan sekitarnya. Itulah mengapa penting untuk memberikan pengobatan pada orang dengan masalah kecanduan.
       Orang dengan adiksi bisa diumpamakan seperti orang yang menderita penyakit diabetes melitus dimana seseorang mengalami gangguan/kerusakan pada organ pankreas sehingga tubuh tidak dapat mengontrol kadar gula darah. Maka orang tersebut membutuhkan obat untuk dapat mengontrol gula darahnya agar organ dan sistem di tubuhnya dapat berfungsi dengan baik. Atau seperti orang dengan hipertensi yang membutuhkan obat untuk dapat mengontrol tekanan darahnya. Orang dengan adiksi juga butuh obat untuk mengatasi gangguan pada otaknya, dimana selalu timbul keinginan untuk menggunakan zat dan memperoleh kenikmatan.
       Sebagai gambaran, umpama saya disodori sekilo putauw, maka saya tidak akan tergiur untuk menggunakannya, karena saya bukan seorang pecandu. Tapi pada klien yang kecanduan putauw, jangankan disodori, sekedar membayangkan atau teringat dengan hal yang berhubungan dengan putauw saja sudah dapat menimbulkan keinginan (yang tidak dapat terbendung) untuk mendapatkan dan menikmati zat tersebut.
          Itulah mengapa tingkat kriminalitas tinggi pada orang dengan adiksi. Karena mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkan zat tersebut, termasuk merampok, mencuri bahkan melakukan kekerasan/pembunuhan. Keinginan yang muncul, yang berlanjut menjadi tindakan kriminal misalnya, bukanlah sesuatu yang disengaja oleh para pecandu napza. Orang-orang ini memang betul-betul mengalami gangguan pada fungsi otaknya sehingga tidak dapat mengendalikan diri dari usaha pemenuhan kebutuhan akan obat demi mendapatkan kesenangan.


Ada pula kecanduan-kecanduan lainnya :

Kecanduan Narkoba, apapun jenisnya. Bisa sembuh total asalkan pecandu benar-benar ingin menghilangkan kecanduannya.
Kecanduan Alkohol – Alcoholic sering disebabkan karena masalah emosi yang tidak terselesaikan, kecemasan, rasa takut, stress, depresi dsb. Agar seseorang bisa sembuh dari kecanduan alkohol dan tidak kambuh lagi, maka perlu diselesaikan akar masalahnya.
Kecanduan Obat Sakit Kepala, Obat Tidur, Obat Penenang atau obat-obatan lainnya – Setelah kami menangani klien yang kecanduan obat sakit kepala, kami baru membuktikan sendiri bahwa apa yang tertulis dalam buku-buku hipnoterapi bahwa kecanduan obat-obatan sering disebabkan oleh depresi, kecemasan, stress dan emosi negatif lainnya. Gejala sakit kepala yang sering kambuh merupakan psikosomatis, dan obat sakit kepala hanya menghilangkan sakit sementara.
Ketagihan Belanja (shopaholic)
Kecanduan Porno, Gambar Porno, Video Porno, Cerita Seks, Film Porno – Pikiran selalu tentang seks atau secara otomatis segala sesuatu dihubungkan dengan seks. Pecandu porno sangat besar jumlahnya, mungkin sebanding dengan jumlah pecandu rokok. Menurut para pakar internet, top ranking keyword atau kata kunci yang paling sering dicari di internet selalu adalah kata-kata bernuansa porno atau seks. Hal ini membuktikan banyaknya pecandu porno yang mencari kepuasan diri melalui internet. Menurut saya, mungkin untuk orang kecanduan seks ini dapat ditangani dengan cara memberi pengarahan kepada orang tersebut apa efek efek yang didapat dari adiksi yang ia jalani itu. Lebih tepatnya pada anak di usia remaja.
Kecanduan Seks Bebas – Mencintai pasangan resmi, ingin setia, sayang pada keluarga, tapi disisi lain selalu tergoda untuk melakukan seks dengan orang lain, teman, orang yang baru dikenal, dan pelacur, atau ingin lepas dari pria/wanita selingkuhan anda. Hypnotherapy bisa menghapus rasa terikat dan ketergantungan terhadap seseorang dalam waktu cepat.
Kecanduan Gossip – Tahu bahwa menggosip tidak ada gunanya, tapi tidak mampu menghentikannya. Selalu ingin tahu gosip-gosip selebritis, seolah-olah gosip selebritis adalah informasi yang sangat penting.
Kecanduan Menonton Televisi, menonton sinetron, menonton berita kriminal, atau acara lainnya sampai-sampai mengabaikan pekerjaan yang lebih penting.
Kecanduan Makanan Ringan, Kacang, Kerupuk, Wafer, Keripik Kentang, atau makanan ringan lainnya. Kecanduan ini memang tidak terlalu berbahaya, tapi merupakan salah satu penyebab kegemukan.
Kecanduan Coklat – Kecanduan terhadap produk olahan berbahan dasar coklat, misalnya eskrim coklat, wafer coklat, dan kue coklat, juga menyebabkan obesitas.
Kecanduan Minuman Ringan - Kopi, teh, soda, cola, sirup merek tertentu. Dalam kondisi sehat dan selama mengkonsumsi dalam jumlah yang wajar, maka tidak ada masalah serius walaupun Anda kecanduan minuman ringan tertentu. Masalah terjadi apabila Anda menderita diabetes (kencing manis) dan diharuskan untuk mengurangi konsumsi gula, termasuk yang terkandung dalam minuman ringan.
Kecanduan Gula, permen atau makanan dan minuman yang manis – Sangat berbahaya karena selain menyebabkan kegemukan, juga memicu kencing manis.
Kecanduan Teknologi - Selalu ingin membeli atau mengetahui produk-produk teknologi terbaru, semisal Laptop dan Hand Phone. Menghabiskan banyak uang untuk membeli produk berteknologi terbaru yang sebenarnya kurang bermanfaat. Apabila pecandu teknologi adalah orang yang tidak punya uang untuk membeli, maka dia selalu mencari informasi dan mengamati perkembangan teknologi melalui internet atau majalah. Hilangkan kecanduan anda, maka anda bisa menabung lebih banyak..!
Kecanduan Komputer, Internet, Game, Chating – Biasanya penderita kecanduan jenis ini merasa “lebih hidup” apabila bermain dengan komputer atau internet, akan tetapi kemampuannya bergaul dalam masyarakat (kehidupan nyata) sangat kurang. Yang lebih parah, ada yang sampai anti-sosial, tidak peduli dengan orang lain, atau malah tidak percaya diri ketika harus bergaul dengan manusia sesungguhnya.
Kecanduan Judi – Apakah Anda merasa sangat sulit berhenti berjudi meskipun selalu kalah dalam berjudi? Kalah penasaran, menang ketagihan? Selalu “terpanggil” untuk berjudi ketika memegang uang, meskipun bukan uangnya sendiri. Rela berbohong, berhutang, menjual barang-barang berharga milik keluarga untuk berjudi.
Kecanduan Kerja (workaholic) – Bekerja terlalu keras dan tak kenal waktu, terobsesi dengan hasil yang lebih besar, takut menjadi miskin, tidak merasakan puas ketika mendapatkan uang, tidak bisa berhenti memikirkan masalah pekerjaan, mengabaikan keluarga dan kehidupan sosial, selalu mementingkan pekerjaan padahal penghasilannya sudah cukup besar meskipun dirinya bekerja biasa-biasa saja.
Kecanduan Baca Novel, cerita seks, baca komik, dan bahan bacaan lainnya yang menimbulkan imajinasi. Menarik diri dari kehidupan sosial, tidak punya kehidupan sosial, sedikit teman, dan lebih menikmati “hidup dalam dunia cerita dan imajinasi”.


Bagaimana mengatasi Adiksi?

Adiksi bermacam-macam jenisnya. Untuk itu, terapi yang tersedia pun ada banyak jenisnya. Untuk napza sendiri contohnya, jenis terapi ini tergantung dari jenis zat yang dipakai paling banyak/paling menyebabkan ketergantungan. Karena biasanya seseorang dengan adiksi tak hanya menggunakan satu jenis zat saja, tapi juga bersama dengan zat lainnya. Ada jenis terapi yang menggunakan obat dan non obat.
       Dengan obat biasanya menggunakan zat pengganti/substitusi yang lebih aman seperti metadon, buprenorfin, subokson (bubrenorfin + nalokson) atau penggunaan obat lain untuk mengurangi penderitaan selama proses pengurangan penggunaan zat.
Untuk non obat berupa terapi perilaku (berkelompok) di mana pasien dibimbing untuk hidup normal tanpa menggunakan zat (napza) dengan berbagai kegiatan yang membangun. Kegiatan terapi untuk adiksi bisa dilakukan baik rawat inap maupun rawat jalan.
         Salah satu terapi rawat jalan untuk adiksi dengan menggunakan obat adalah metadon yang merupakan terapi subtitusi khusus untuk ketergantungan zat opioid (putaw atau heroin) yang biasanya disuntikkan. Untuk mengonsumsi metadon diperlukan alat bantu berupa jarum suntik. Tapi masalah yang muncul adalah, para pecandu putauw ini karena berbagai alasan menggunakan jarum suntik secara bergantian. Hal ini merupaka faktor resiko penularan penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis C.
      Metadon adalah terapi yang aman dan legal. Dengan metadon, klien dapat hidup selayaknya orang normal, aktif di siang hari dan dapat beristirahat di malam hari. Klien dalam terapi metadon tetap dapat bekerja, mengendarai kendaraan bahkan mengoperasikan mesin sekalipun. Dengan metadon, klien diharapkan dapat mengatasi suges (keinginan untuk menggunakan zat) dan sakaw (gejala putus zat, seperti ngilu-ngilu di badan).
      Dosis metadon disesuaikan dengan kebutuhan pasien di bawah pengawasan petugas kesehatan dan diberikan setiap hari, karena metadon bekerja selama 24 jam. Selain pemantauan dosis, klien metadon juga mendapatkan terapi psikologi untuk mendukung proses pemulihannya.
Saat  ini, layanan yang dapat memberikan metadon masih terbatas pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah, baik di Puskesmas maupun rumah sakit tertentu (hingga 2013 ada sekitar 40 layanan di seluruh Indonesia). Sehingga untuk saat ini klien masih harus datang setiap hari untuk mendapatkan metadon hanya di tempat-tempat tersebut.
      Dengan minum metadon tentunya klien tidak perlu lagi menyuntik zat ilegal yang berbahaya sehingga kemungkinan tertular atau menularkan HIV-AIDS dan hepatitis C pun berkurang. Klien juga dapat menjalani hidup yang normal dan kembali ke fungsi sosialnya lagi, seperti bekerja/sekolah.
Selain itu, hubungan dengan keluarga dan masyarakat membaik dan tingkat kriminalitas karena penggunaan napza pun akan menurun. Karena klien sudah stabil dan terkontrol (pulih). Jadi, lindungi diri Anda dan keluarga dari bahaya kecanduan, dan bantulah mereka yang perlu pertolongan dengan mendatangi layanan kesehatan agar terbebas dari penderitaan seorang pecandu.( dr Lusia Sirait/Mar)

sumber:
http://citizen6.liputan6.com/read/707505/terapi-obat-salah-satu-cara-atasi-kecandua