KESEHATAN MENTAL
Mental hygiene
merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang
diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan Pencegahan
dari kemungkinan timbulanya kerusakan mental atau malajudjusment. Kesehatan
mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan, merasakan menjalani
kehidupan sehari-hari; (2) bagaimana kita memandang diri sendiri dan sendiri
dan orang lain; dan (3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan
mengambil keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental sangat
penting bagi setiap fase kehidupan. kesehatan mental meliputi upaya-upaya
mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan.
Kesehatan
mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang
akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami
masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi
jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus
dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan
adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
Definisi
kesehatan mental menurut beberapa ahli :
Pieper dan Uden ( 2006 )
Kesehatan Mental adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak mengalami
perasaan bersalah terhadp dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis
terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atu kelemahannya,
kemampuan menghadapi masalah–masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam
kehidupan sosialnya serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Alexander Schneider
menyebutkan Ilmu Kesehatan Mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan
seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara
kesejahteraan psikologis manusia dan mencegah gangguan mental serta
ketidakmampuan menyesuaikan diri.
Samson, Sin dan Hofilena
menyebutkan Ilmu kesehatan mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan
memelihara fungsi – fungsi mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan
memelihara fungsi mental yang sehat dan mencegah ketidakmampuan menyesuaikan
diri atau kegagalan – kegagalan mental yang kalut.
Berdasarkan
definisi beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Psikologi Kesehatan
Mental adalah suatu perangkat prisnsip yang bertujuan untuk memelihara fungsi
psikis yang sehat dan mencegah gangguan–gangguan mental. Hal ini dapat
digambarkan sebagai suatu keadaan dimana seseorang memiliki rasa optimisme yang
tinggi terhadap dirinya dan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh
terhadap kesehatan mental, antara lain :
Pengalaman awal Pengalaman awal merupakan
segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu terutama yang terjadi
di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan
sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang
telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan
segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa
yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.Dalam berbagai penelitian
ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh
ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang
dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki. Kebutuhan
biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga
diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Gangguan dan penyakit jiwa
- Psikosomatik
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
- Kelainan
kepribadian
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya.
- Retardasi
mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang. Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama.
- Rasionalisasi
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
- Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain. Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan. Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
- Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya meliputi :
- Disorganisasi
proses pemikiran
- Gangguan
emosional
- Disorientasi
waktu, ruang
- Sering
atau terus berhalusinasi
Terapi Gangguan Jiwa
Terapi di sini mengandung arti proses penyembuhan dan
pemulihan jiwa yang benar-benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang
digunakan meliputi beberapa bentuk :
- Terapi
holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan
kepada gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien
secara menyeluruh
- Psikoterapi
keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama
- Farmakoterapi,
yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh
dokter dengan memberikan resep obat pada pasien.
- Terapi
perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap
maupun perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara
bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau
situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi
ini diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.
KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar dari
Gangguan Jiwa
Zakiyah Daradjat (1975) mengemukakan
perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:
- Neurose masih mengetahui dan
merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose tidak.
- Neurose kepribadiannya tidak
jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya.
sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi (tanggapan,
perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada
integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
2. Dapat
menyesuaikan diri
Penyesuaian diri (self adjustment)
merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan
mengatasi stres, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan
cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang
normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara
wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai denagn
norma agama.
3. Memanfaatkan
potensi semaksimal mungkin
Individu yang sehat mentalnya adalah yang
mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang
positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu
seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan
masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan berolahraga.
4. Tercapai
kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan
perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya,
memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai
prinsip bahwa tidak mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri
di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai
kebahagiaan bersama.
Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel
sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).
ASPEK PRIBADI
|
KARAKTERISTIK
|
Fisik
|
Perkembangannya normal.
Berfungsi untuk melakukan
tugas-tugasnya.
Sehat, tidak sakit-sakitan.
|
Psikis
|
Respek terhadap diri
sendiri dan orang lain.
Memiliki Insight dan
rasa humor.
Memiliki respons
emosional yang wajar.
Mampu berpikir
realistik dan objektif.
Terhindar dari
gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat kreatif dan
inovatif.
Bersifat terbuka dan
fleksibel, tidak difensif.
Memiliki perasaan
bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
|
Sosial
|
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih
sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan
pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
Mampu berhubungan dengan orang lain
secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
Bersifat toleran dan mau menerima tanpa
memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau
warna kulit.
|
Moral-Religius
|
Beriman kepada Allah, dan taat
mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan
ikhlas dalam beramal.
|
Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental
yang sehat, sedangkan yang tidak sehat cirinya sebagai berikut :
- Perasaan tidak nyaman
(inadequacy)
- Perasaan tidak aman
(insecurity)
- Kurang memiliki rasa percaya
diri (self-confidence)
- Kurang memahami diri
(self-understanding)
- Kurang mendapat kepuasan dalam
berhubungan sosial
- Ketidakmatangan emosi
- Kepribadiannya terganggu
- Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61).
Daftar Pustaka:
Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro
1 komentar:
Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.
Posting Komentar