KERJA DAN WAKTU
LUANG
Kebanyakan dari kita menghabiskan
40th hidup kita untuk bekerja. Tapi bagaimana perasaan kita terhadap pekerjaan
kita. Bagaimana pekerjaan mempengaruhi kita?
Setelah mengajuka penawaran
tersebut kepada orang-orang di seluruh negeri.
Studs Terket menyimpulkan bahwa “suatu yang kita sebut biasa iu
mempengaruhi nilai pribadi seseorang-atau lebih sering kekurang dalam pekerjaan
yang mereka lakukan baik atau buruk, itu tampak seperti pekerjaan bagian pusat
dari kehidupan kita dan membantu kita memutuskan apa perasaan kita sendiri.
Bab ini memeriksa beberapa
perubahaan sikap terhadap pekerjaan. Proses dalam memilih sebuah pekerjaan dan
yang terpenting dalam menemukan pekerjaan yang cocok dengan minat dan bakat.
Kepuasan kerja menuntut perempuan untuk bekerja dan pengaruh dari pekerjaan itu
sendiri sama pentingnya dengan waktu luang.
MENGUBAH SIKAP
TERHADAP PEKERJAAN
Pekerjaan dinilai sebagai
kegiatan manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik kemajuan rohani
maupun jasmani. Pekerjaan memerlukan pemikiran yang sadar sehingga bisa dengan
bebas dapat mengarahkan kegiatannya kepada suatu tujuan tertentu. Dan tujuan
yang dicari dalam pekerjaan yaitu menjadikan pekerja menjadi “baik”,, baik
disini maksudnya adalah menjadikan pekerja lebih terpenuhi kebutuhan hidupnya
an keluarganya, dan mereka menghindari aktifitas mereka yang menjadikan mereka
“buruk”. Dan disini atasan pun berperan
penting dalam mengubah sikap karyawan mereka agar dapat bekerja lebih keras dan
mencapai kinerja pekerjaan yang lebih tinggi. Karyawan diusahakan supaya
menyukai pekerjaan yang ia dapatkan agar dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Manajer dalam mengubah sikap karyawan juga harus memiliki kemampuan yang tepat,
misalnya diberi bonus jika bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Diberikan
reward dan punishment kepada karyawan tersebut, sehingga memunculkan sikap take
and give.
PROSES DALAM
MEMILIH PEKERJAAN
Proses perkembangan dalam
pemilihan pekerjaan bagi individu dijelaskan oleh Donald Super. Perkembangan
pemilihan karier pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu :
Cristalization
Individu berusaha mencari
berbagai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal dan
nonformal untuk persiapan masa depan hidupnya.
Spesification
Individu akan meneruskan
pendidikannya pada jenjang khusus yang sesuai dengan minat-bakatnya. Masa
spesifikasi ini lebih mengarah pada jalur pendidikan yang menjurus pada taraf
professional atau keahlian.
Implementation
Individu mulai menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa sebelumnya, secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang keahlian atau profesi
nya. Misalnya setelah ia lulus dalam pendidikan psikologi nya ia berprofesi
sebagai seorang psikolog.
Stabilization
Individu menekuni bidang
profesinya sampai benar-benar ahli di bidangnya sehingga individu dapat
mencapai prestasi puncak. Taraf ini ditandai dengan prestasi individu menduduki
posisi penting, misalnya direktur perusahaan,dsb.
Consolidation
Setelah mencapai puncak karier,
individu mulai memikirkan kembali sesuatu yang telah dilakukan selama ini baik
yang berhasil maupun yang gagal.
MEMEILIH PEKERJAAN
YANG COCOK
Dalam memilih pekerjaan yang
cocok dibutuhkan tes psikotes agar calon pekerja tidak salah dalam mengambil
pekerjaan. Tes psikotes disini juga akan menguntungkan kedua belah pihak,
seleksi yang kurang tepat akan menyebabkan kerugian besar baik karyawan maupun
perusahaan yang bersangkutan.
Dari sisi pegawai, jika kita
terseleksi dalam pekerjaan yang kurang cocok dengan potensi psikologis yang
kita miliki, akan timbul ketidaknyamanan dalam bekerja, kurang termotivasi,
bahkan dapat enimbulkan stress kerja, yang pada akhirnya membuat kita keluar
dari pekerjaan tersebut. Oleh sebab itu kita membutuhkan psikotes untuk melihat
sejauh mana potensi psikologis kita agar tidak salah memilih pekerjaan.
Sedangkan dari sisi perusahaan,
menemukan orang yang tepat merupakan upaya yang sangat sulit yang selalu
dihadapi. Dari sisi perusahaan, biaya seleksi dan pelatihan yang dibutuhkan
akan sangat mahal, tidak efisien, menurunkan motivasi, serta masih ditambah
biaya untuk seleksi dan pelatihan orang yang akan menggantikan karyawan
tersebut. Oleh sebab itu dari proses seleksi perusahaan mengadakan tes psikotes
untuk melihat potensi psikologis dan kepribadian sang calon karyawan tersebut.
Sumber :
Perilaku Dan Manajemen Organisasi. Penerbit : Erlangga.
Jakarta
Dariyo, Agus. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda.
Oktora, P.S. Pintar Mencari Dan Mendapatkan Pekerjaan. Penerbit
: Visimedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar