Addiction
Belakangan
ini kata kecanduan atau adiksi (addiction) semakin popular. Ada yang dibilang
sebagai drug addict, game addict, internet addict, bahkan sampai shopping
addict. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan kecanduan?
Secara umum,
orang mengenal istilah kecanduan bila seseorang memiliki kegilaan yang tidak
dapat ditoleransi terhadap suatu hal/benda. Misalnya, anak laki-laki yang
kerajingan main game di komputer hingga bolos sekolah dan tidak mau keluar
kamar. Atau yang paling sering muncul beritanya di tv adalah kecanduan narkoba,
karena sekali mencoba jadi bikin ketagihan.
Istilah
adiksi berarti kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap
suatu zat. Adiksi merupakan penyakit otak yang bersifat kambuhan dan sifatnya
menahun, serta tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikontrol (pulih). Adiksi
bisa menyangkut berbagai macam hal/zat, termasuk salah satunya adiksi napza
(narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya).
Contoh zat
yang termasuk napza antara lain: heroin, putauw, ganja, kokain, ekstasi, shabu,
pil BK/benzo. Layaknya penyakit lain, adiksi juga memiliki gejala, menimbulkan
penderitaan dan memerlukan pengobatan.
Seseorang
dengan adiksi napza misalnya, akan mengalami perubahan perilaku sebagai gejala
penyakitnya. Perubahan perilaku yang terlihat antara lain sering berbohong,
mudah marah/tersinggung, berkata kasar, perawatan diri kurang, serta melakukan
tindak kekerasan hingga kriminal. Hal tersebut tentunya menimbulkan
penderitaan, tidak saja bagi orang dengan adiksi tersebut tapi juga keluarga
dan lingkungan sekitarnya. Itulah mengapa penting untuk memberikan pengobatan
pada orang dengan masalah kecanduan.
Orang dengan
adiksi bisa diumpamakan seperti orang yang menderita penyakit diabetes melitus
dimana seseorang mengalami gangguan/kerusakan pada organ pankreas sehingga
tubuh tidak dapat mengontrol kadar gula darah. Maka orang tersebut membutuhkan
obat untuk dapat mengontrol gula darahnya agar organ dan sistem di tubuhnya
dapat berfungsi dengan baik. Atau seperti orang dengan hipertensi yang
membutuhkan obat untuk dapat mengontrol tekanan darahnya. Orang dengan adiksi
juga butuh obat untuk mengatasi gangguan pada otaknya, dimana selalu timbul
keinginan untuk menggunakan zat dan memperoleh kenikmatan.
Sebagai
gambaran, umpama saya disodori sekilo putauw, maka saya tidak akan tergiur
untuk menggunakannya, karena saya bukan seorang pecandu. Tapi pada klien yang
kecanduan putauw, jangankan disodori, sekedar membayangkan atau teringat dengan
hal yang berhubungan dengan putauw saja sudah dapat menimbulkan keinginan (yang
tidak dapat terbendung) untuk mendapatkan dan menikmati zat tersebut.
Itulah
mengapa tingkat kriminalitas tinggi pada orang dengan adiksi. Karena mereka
akan melakukan segala cara untuk mendapatkan zat tersebut, termasuk merampok,
mencuri bahkan melakukan kekerasan/pembunuhan. Keinginan yang muncul, yang
berlanjut menjadi tindakan kriminal misalnya, bukanlah sesuatu yang disengaja
oleh para pecandu napza. Orang-orang ini memang betul-betul mengalami gangguan
pada fungsi otaknya sehingga tidak dapat mengendalikan diri dari usaha
pemenuhan kebutuhan akan obat demi mendapatkan kesenangan.
Ada pula kecanduan-kecanduan lainnya :
Kecanduan Narkoba, apapun
jenisnya. Bisa sembuh total asalkan pecandu benar-benar ingin menghilangkan
kecanduannya.
Kecanduan Alkohol – Alcoholic
sering disebabkan karena masalah emosi yang tidak terselesaikan, kecemasan,
rasa takut, stress, depresi dsb. Agar seseorang bisa sembuh dari kecanduan
alkohol dan tidak kambuh lagi, maka perlu diselesaikan akar masalahnya.
Kecanduan Obat Sakit Kepala, Obat Tidur,
Obat Penenang atau obat-obatan lainnya – Setelah kami menangani klien yang
kecanduan obat sakit kepala, kami baru membuktikan sendiri bahwa apa yang
tertulis dalam buku-buku hipnoterapi bahwa kecanduan obat-obatan sering
disebabkan oleh depresi, kecemasan, stress dan emosi negatif lainnya. Gejala
sakit kepala yang sering kambuh merupakan psikosomatis, dan obat sakit kepala
hanya menghilangkan sakit sementara.
Ketagihan Belanja (shopaholic)
Kecanduan Porno, Gambar Porno, Video Porno,
Cerita Seks, Film Porno – Pikiran selalu tentang seks atau secara otomatis segala sesuatu
dihubungkan dengan seks. Pecandu porno sangat besar jumlahnya, mungkin
sebanding dengan jumlah pecandu rokok. Menurut para pakar internet, top ranking
keyword atau kata kunci yang paling sering dicari di internet selalu adalah
kata-kata bernuansa porno atau seks. Hal ini membuktikan banyaknya pecandu
porno yang mencari kepuasan diri melalui internet. Menurut saya, mungkin untuk
orang kecanduan seks ini dapat ditangani dengan cara memberi pengarahan kepada
orang tersebut apa efek efek yang didapat dari adiksi yang ia jalani itu. Lebih
tepatnya pada anak di usia remaja.
Kecanduan Seks Bebas – Mencintai
pasangan resmi, ingin setia, sayang pada keluarga, tapi disisi lain selalu
tergoda untuk melakukan seks dengan orang lain, teman, orang yang baru dikenal,
dan pelacur, atau ingin lepas dari pria/wanita selingkuhan anda. Hypnotherapy
bisa menghapus rasa terikat dan ketergantungan terhadap seseorang dalam waktu
cepat.
Kecanduan Gossip – Tahu bahwa
menggosip tidak ada gunanya, tapi tidak mampu menghentikannya. Selalu ingin
tahu gosip-gosip selebritis, seolah-olah gosip selebritis adalah informasi yang
sangat penting.
Kecanduan Menonton Televisi, menonton
sinetron, menonton berita kriminal, atau acara lainnya sampai-sampai
mengabaikan pekerjaan yang lebih penting.
Kecanduan Makanan Ringan, Kacang, Kerupuk,
Wafer, Keripik Kentang, atau makanan ringan lainnya. Kecanduan
ini memang tidak terlalu berbahaya, tapi merupakan salah satu penyebab
kegemukan.
Kecanduan
Coklat – Kecanduan terhadap produk olahan berbahan dasar coklat, misalnya
eskrim coklat, wafer coklat, dan kue coklat, juga menyebabkan obesitas.
Kecanduan
Minuman Ringan - Kopi, teh, soda, cola, sirup merek tertentu. Dalam kondisi
sehat dan selama mengkonsumsi dalam jumlah yang wajar, maka tidak ada masalah
serius walaupun Anda kecanduan minuman ringan tertentu. Masalah terjadi apabila
Anda menderita diabetes (kencing manis) dan diharuskan untuk mengurangi
konsumsi gula, termasuk yang terkandung dalam minuman ringan.
Kecanduan Gula, permen atau makanan dan
minuman yang manis – Sangat berbahaya karena selain menyebabkan kegemukan, juga
memicu kencing manis.
Kecanduan Teknologi - Selalu ingin
membeli atau mengetahui produk-produk teknologi terbaru, semisal Laptop dan
Hand Phone. Menghabiskan banyak uang untuk membeli produk berteknologi terbaru
yang sebenarnya kurang bermanfaat. Apabila pecandu teknologi adalah orang yang
tidak punya uang untuk membeli, maka dia selalu mencari informasi dan mengamati
perkembangan teknologi melalui internet atau majalah. Hilangkan kecanduan anda,
maka anda bisa menabung lebih banyak..!
Kecanduan Komputer, Internet, Game, Chating – Biasanya
penderita kecanduan jenis ini merasa “lebih hidup” apabila bermain dengan
komputer atau internet, akan tetapi kemampuannya bergaul dalam masyarakat (kehidupan
nyata) sangat kurang. Yang lebih parah, ada yang sampai anti-sosial, tidak
peduli dengan orang lain, atau malah tidak percaya diri ketika harus bergaul
dengan manusia sesungguhnya.
Kecanduan Judi – Apakah
Anda merasa sangat sulit berhenti berjudi meskipun selalu kalah dalam berjudi?
Kalah penasaran, menang ketagihan? Selalu “terpanggil” untuk berjudi ketika
memegang uang, meskipun bukan uangnya sendiri. Rela berbohong, berhutang,
menjual barang-barang berharga milik keluarga untuk berjudi.
Kecanduan Kerja (workaholic) – Bekerja
terlalu keras dan tak kenal waktu, terobsesi dengan hasil yang lebih besar,
takut menjadi miskin, tidak merasakan puas ketika mendapatkan uang, tidak bisa
berhenti memikirkan masalah pekerjaan, mengabaikan keluarga dan kehidupan
sosial, selalu mementingkan pekerjaan padahal penghasilannya sudah cukup besar
meskipun dirinya bekerja biasa-biasa saja.
Kecanduan Baca Novel, cerita seks, baca
komik, dan bahan bacaan lainnya yang menimbulkan imajinasi. Menarik
diri dari kehidupan sosial, tidak punya kehidupan sosial, sedikit teman, dan
lebih menikmati “hidup dalam dunia cerita dan imajinasi”.
Bagaimana mengatasi Adiksi?
Adiksi
bermacam-macam jenisnya. Untuk itu, terapi yang tersedia pun ada banyak
jenisnya. Untuk napza sendiri contohnya, jenis terapi ini tergantung dari jenis
zat yang dipakai paling banyak/paling menyebabkan ketergantungan. Karena
biasanya seseorang dengan adiksi tak hanya menggunakan satu jenis zat saja,
tapi juga bersama dengan zat lainnya. Ada jenis terapi yang menggunakan obat
dan non obat.
Dengan obat
biasanya menggunakan zat pengganti/substitusi yang lebih aman seperti metadon,
buprenorfin, subokson (bubrenorfin + nalokson) atau penggunaan obat lain untuk
mengurangi penderitaan selama proses pengurangan penggunaan zat.
Untuk non
obat berupa terapi perilaku (berkelompok) di mana pasien dibimbing untuk hidup
normal tanpa menggunakan zat (napza) dengan berbagai kegiatan yang membangun.
Kegiatan terapi untuk adiksi bisa dilakukan baik rawat inap maupun rawat jalan.
Salah satu
terapi rawat jalan untuk adiksi dengan menggunakan obat adalah metadon yang
merupakan terapi subtitusi khusus untuk ketergantungan zat opioid (putaw atau
heroin) yang biasanya disuntikkan. Untuk mengonsumsi metadon diperlukan alat
bantu berupa jarum suntik. Tapi masalah yang muncul adalah, para pecandu putauw
ini karena berbagai alasan menggunakan jarum suntik secara bergantian. Hal ini
merupaka faktor resiko penularan penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis C.
Metadon
adalah terapi yang aman dan legal. Dengan metadon, klien dapat hidup selayaknya
orang normal, aktif di siang hari dan dapat beristirahat di malam hari. Klien
dalam terapi metadon tetap dapat bekerja, mengendarai kendaraan bahkan
mengoperasikan mesin sekalipun. Dengan metadon, klien diharapkan dapat
mengatasi suges (keinginan untuk menggunakan zat) dan sakaw (gejala putus zat,
seperti ngilu-ngilu di badan).
Dosis
metadon disesuaikan dengan kebutuhan pasien di bawah pengawasan petugas
kesehatan dan diberikan setiap hari, karena metadon bekerja selama 24 jam.
Selain pemantauan dosis, klien metadon juga mendapatkan terapi psikologi untuk
mendukung proses pemulihannya.
Saat ini, layanan yang dapat memberikan metadon
masih terbatas pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah, baik di Puskesmas
maupun rumah sakit tertentu (hingga 2013 ada sekitar 40 layanan di seluruh
Indonesia). Sehingga untuk saat ini klien masih harus datang setiap hari untuk
mendapatkan metadon hanya di tempat-tempat tersebut.
Dengan minum
metadon tentunya klien tidak perlu lagi menyuntik zat ilegal yang berbahaya
sehingga kemungkinan tertular atau menularkan HIV-AIDS dan hepatitis C pun
berkurang. Klien juga dapat menjalani hidup yang normal dan kembali ke fungsi
sosialnya lagi, seperti bekerja/sekolah.
Selain itu,
hubungan dengan keluarga dan masyarakat membaik dan tingkat kriminalitas karena
penggunaan napza pun akan menurun. Karena klien sudah stabil dan terkontrol
(pulih). Jadi, lindungi diri Anda dan keluarga dari bahaya kecanduan, dan
bantulah mereka yang perlu pertolongan dengan mendatangi layanan kesehatan agar
terbebas dari penderitaan seorang pecandu.( dr Lusia Sirait/Mar)
sumber:
http://citizen6.liputan6.com/read/707505/terapi-obat-salah-satu-cara-atasi-kecandua.